Menpora Dito Ariotedjo meminta tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 PBSI dapat sesekali berkantor di Kemenpora. Hal ini penting dilakukan untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi.
Bulutangkis bisa dikatakan sebagai cabang olahraga andalan Merah Putih dalam mendulang medali emas Olimpiade. Namun, sebelum itu pematangan demi pematangan perlu dilakukan demi meloloskan banyak atlet.
Terlebih waktu penutupan kualifikasi Olimpiade khusus cabang bulutangkis akan berakhir 28 April ini. Sementara dari hasil klasemen sementara Race to Paris belum seluruh sektor aman. Salah satunya ganda campuran. Padahal target awalnya ialah meloloskan masing-masing dua kuota di lima sektor.
Menpora Dito sendiri sebelumnya sempat mengunjungi Pelatnas PBSI, Cipayung, bersama Chef de Mission Olimpiade Paris Anindya Bakrie baru-baru ini. Peninjauan dilakukan guna memastikan persiapan atlet bulutangkis menuju multievent paling bergengsi sejagat raya itu.
“Jadi kemarin kami sempat ke Cipayung, ya kita harus jelaskan dan harus mengakui bahwa prestasi kita sangat melorot. Maka dari itu dari bulan Desember mulai aktif yg namanya Satgas persiapan olimpiade 2024 khusus badminton,” kata Dito saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024).
Baca juga: Kata Tim Ad Hoc Olimpiade soal Raihan 1 Gelar dari 4 Ajang Bulutangkis |
“Nah, di sini saya senang karena dari struktur yang dilibatkan hampir seluruh sektor badminton, yang mungkin selama empat tahun ke belakangan hampir tak pernah dilibatkan. Ini suatu transformasi gerak cepat yang disiapkan Pak Sekjen PBSI Fadil Imran dalam rangka persiapan Olimpiade.,” tuturnya.
“Memang saya juga akui dan saya mohon maaf kepada badminton lovers, ini sedikit lambat dan telat, tapi marilah kita beri kesempatan satgas tersebut untuk menyiapkan Olimpiade. Saya yakin dengan melihat langsung bagaimana Pak Ketua Satgas memimpin dan berkomunikasi dengan seluruh stakeholder yang ada. Dari pemain olympian, senior, dari berbagai klub yang diundang.”
Tak hanya menggandeng mentor dari kalangan mantan atlet, PBSI melalui tim Ad Hoc juga mengajak stakeholder lain dalam mematangkan kesiapan atlet. Salah satunya mengajak tim ahli psikologi politik Hamdi Muluk.
“Memang waktunya baru dua bulan dan belum terasa, tapi saya yakin ini bisa jadi solusi cepat dari merosotnya prestasi kita. Jadi dari mental, fisik, dan sport science sudah dilakukan. Jadi saya minta betul-betul dilakukan komprehensif, by data semua,” ucap Menpora berusia 33 tahun ini.
“Saya optimistis walaupun tantangannya berat tapi dengan waktu singkat dan kerja tim yang intens makanya saya minta satgas khususnya seminggu dua tiga kali berkantor di Kemenpora,” sebutnya.
“Pokoknya cabor-cabor olimpiade kami dedicate untuk silakan berkantor di Kemenpora supaya persiapan dan koordinasi lebih baik,” Dito menandaskan.
Baca juga: Tim Ad Hoc Buka Kesempatan Pemain Non-Pelatnas PBSI Main di Olimpiade |